Sabtu, 28 Desember 2013

Aku Mau Bicara Dengan Allah

Allah, Bapaku.
Aku percaya Allah selalu menyertaiku.
Allah juga melindungi aku dalam susahku.
Allah mencintai aku seperti aku dicintai ayah dan ibuku sendiri,
bahkan lebih dari ayah dan ibuku sendiri.
Karena itu, aku mau bicara dengan Allah.
Di dalam doaku, aku mau bicara dengan Allah,
aku berdoa bersama Yesus, karena Yesus sahabatku.
Ayah dan ibu, kakak dan adik, kawan-kawanku juga, dapat kuajak,
berdoa bersamaku.
Aku mau bicara dengan Allah, tentang rumahku, ibu, dan bapakku.
Kawan-kawan dan semua orang yang bersusah, hendak kudoakan juga.
Dapat pula aku bicara tentang tempat kerjaku, kerjaanku, dan suka dukaku.
Semua ini hanya wajar kalau Allah mendengar kata-kata terima kasihku.
Aku harus mengucapkan terima kasih.

Terima kasih kepada Allah, karena Allah telah menciptakan aku. 
Allah telah memelihara aku sepanjang waktu.
Aku adalah anak Allah.
Sekarang aku mau bertemu dengan Allah.
Allahku, dengarkanlah bicaraku.

Jumat, 20 Desember 2013

Aku Bukan Untukmu

Indah matamu,
tak bisa kumiliki.

Hangat tubuhmu,
tak kan kurasakan lagi.

Lembut kecup bibirmu sesaat kurasakan.
Hangat kurasa pelukmu kala itu.

Aku terjaga,
Wajahmu selalu ada

Aku terdiam.

Didepan matamu
Aku terjatuh

Saat kau ucapkan,

Aku bukan untukmu.

Sabtu, 14 Desember 2013

Lingkaran Adven: Lambang dan Maknanya

Oleh: Romo Francis J. Peffley
Lingkaran Adven
Pada Masa Adven, banyak keluarga memasang Lingkaran Adven di rumah mereka. Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang yang terkandung di dalamnya, yang belum diketahui banyak orang.

Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.

Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “ever green” - senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita. Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.

Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal. Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.

Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri. Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin yang berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven. Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih - masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar.

Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven, ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria, Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam rahimnya serta melahirkan-Nya ke dunia pada hari Natal.

Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.

Jadi, nanti jika kalian melihat atau memasang Lingkaran Adven, jangan menganggapnya sebagai hiasan yang indah saja. Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya, karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal.

Sumber : "The Symbolism of the Advent Wreath by Father Peffley; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”

Selasa, 10 Desember 2013

Mari Belajar Bahasa Jerman: Konjugation 1


Sebelumnya kita sudah mengenal Personalpronomen atau kata ganti orang. Kali ini kita akan mempelajari tentang Konjugation. Konjugation atau konjugasi yang kita kenal dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai perubahan bentuk verba yg berhubungan dengan jumlah, jenis kelamin, modus, dan waktu. Saat mengajar di kelas untuk lebih memudahkan pemahaman siswa saya biasa mengatakan bahwa konjugasi adalah perubahan kata kerja (Verben) menurut subjeknya. 

Dalam bahasa Jerman, konjugasi memegang peranan penting. Sebelum kita membuat sebuah kalimat, setiap kata kerja (Verben) dalam bahasa Jerman harus kita konjugasi terlebih dahulu. 

Setiap kata kerja dalam bahasa Jerman selalu berakhiran dengan –en, contohnya: kommen (datang), wohnen (tinggal), machen (melakukan), singen (menyanyi), schreiben (menulis), hören (mendengarkan), dll.Untuk mengkonjugasi kata kerja tersebut ada rumusannya. Rumusannya yaitu: Stamm (kata dasar) ditambah Endung (akhiran). 
 
Bagaimana cara tahu Stamm atau kata dasarnya?
Buang saja akhiran –en pada kata kerja tersebut, Kita ambil satu contoh kata kerja kommen. Jadi Stamm dari kata kommen adalah komm. Stamm tersebut kita tambah lagi dengan Endung untuk masing-masing subjek jadinya seperti di badwah ini:

Personal-pronomen
Endung

Ich
-e
komme
Du
-st
kommst
Er, Sie, Es
-t
kommt
Wir
-en
kommen
Ihr
-t
kommt
Sie
-en
kommen
sie
-en
kommen
 
Kalau sudah dikonjugasi seperti diatas kita bisa membuat kalimat dalam bahsa Jerman. 

Contohnya kalau mau membuat kalimat 

Saya berasal dari Ende             jadinya           Ich komme aus Ende

Kamu berasal dari Jakarta        jadinya           Du kommst aus Jakarta

Kami berasal dari Surabaya      jadinya           Wir kommen aus Surabaya

Lihatkan bentuk kata kerjanya berbeda-beda. Itu lah yang disebut dengan konjugasi. Perubahan kata kerja menurut subjeknya masing-masing.

Kuncinya, kalian hanya perlu menguasai subjek beserta Endungnya masing-masing dan juga rumusan konjugasinya. Kalu itu sudah kalian kuasai maka untuk membuat sebuah kalimat sederhana dalam bahasa Jerman bukan merupakan sesuatu yang sulit sama sekali.

Sebagai latihannya mungkin kalian bisa coba untuk mengkonjugasi kata-kata di bawah ini.
Ingat rumusannya Stamm + Endung !!!!

Personal-pronomen
Endung
Verben
wohnen
machen
hören
schreiben
Ich
-e
...
...
...
...
Du
-st
...
...
...
...
Er,Sie,Es
-t
...
...
...
...
Wir
-en
...
...
...
...
Ihr
-t
...
...
...
...
Sie
-en
...
...
...
...
sie
-en
...
...
...
...

Sudah bisa dikonjugasi? 
Sekarang cobalah untuk melengkapi kalimat di bawah ini dengan bentuk kata kerja yang tepat.
1. Peter ______  aus Medan. (kommen)
2. Siska und Sisko ______ in Makasar. (wohnen)
3. Ich ______ meine Hausaufgaben. (machen)
4. Ihr ______ Musik. (hören)
5. Was ______ du? (schreiben)

Bagaimana? Mudah?

Tidak semua Verben dalam bahasa Jerman semudah itu untuk di konjugasi. Ada beberapa Verben yang mengalami perubahan vokal. Hal ini akan di jelaskan pada kesempatan berikut. Untuk saat ini kuasai dahulu rumusan konjugasi beserta Endung atau akhiran untuk masing-masing subjeknya tersebut. 

Selamat belajar...:)

Sabtu, 07 Desember 2013

So ist die Liebe

„ Es war einmal ein Junge, der wurde krank geboren.
Seine Krankheit war unheilbar.
Er war 17 Jahre alt, und konnte jeden Augenblick sterben.
Er lebte immer noch bei seiner Mutter und unter ihrer Aufsicht.
Es war schwierig für ihn,
und so beschloss er einmal raus zu gehen - nur ein einziges Mal.
Er bat seine Mutter um Erlaubnis, und sie gab sie ihm.
Während er so durch sein Stadtviertel schlenderte,
sah er etliche Boutiquen.
Als er vor ein Musikgeschäft kam und ins Schaufenster sah,
bemerkte er ein sehr zartes Mädchen in seinem Alter.
Es war Liebe auf den ersten Blick.
Er öffnete die Tür und trat ein indem er nur sie betrachtete.
Nach und nach näherte er sich der Theke,
wo sich das Mädchen befand.
Sie sah ihn an und fragte lächelnd : Kann ich Dir helfen ?
Er dachte,
es sei das schönste Lächeln, was er in seinem ganzen Leben
gesehen hatte,
und er hatte das Verlangen, sie im selben Moment zu küssen.
Er sagte stotternd : Ja, heummmm.... ich würde gern eine CD
kaufen.
Ohne nachzudenken, nahm er die erste, die ihm in die Hände fiel,
und legte das Geld auf den Tressen.
Möchtest Du, dass ich sie Dir einpacke ?
fragte das Mädchen wieder lächelnd.
Er nickte,
und sie ging in das Hinterzimmer der Boutique
und kam mit dem eingepackten Paket zurück und gab es ihm.
Er nahm es und ging aus dem Geschäft.
Er ging nach Hause,


und seit diesem Tag ging er tagtäglich in dieses Geschäft, um
eine CD zu kaufen.
Sie packte sie alle immer ein, und er brachte sie nach Hause,
um sie in seinem Schrank unterzubringen.
Er war zu schüchtern,
um sie zum Ausgehen einzuladen
und selbst wenn er es versuchen wollte,
brachte er es nicht über sich.
Er schilderte dies seiner Mutter, und sie ermutigte ihn,
doch etwas zu unternehmen,
und so ging er am nächsten Tag mit Mut bewaffnet wieder in das
Musikgeschäft.
Wie jeden Tag kaufte er eine CD,
und sie ging wie jedesmal in die Hinterboutique, um sie ihm
einzupacken.
Sie nahm also die CD und während sie sie ihm einpackte,
hinterließ er schnell seine Telefonnummer auf der Theke und
verließ schnell das Geschäft.
Am nächsten Tag : Dring, Dring.
Seine Mutter nahm den Hörer ab : Hallo ?
Es war das Mädchen und wollte den Sohn sprechen.
Die Mutter, untröstlich, begann zu weinen und sagte:
Was, Du weisst es nicht ?
Er ist gestern gestorben.
Es gab eine lange Pause, außer dem Wehklagen der Mutter.
Später ging die Mutter in das Zimmer des Sohnes um sich seiner
zu erinnern.
Sie beschloss seine Kleidung durchzusehen
und öffnete seinen Schrank.
Wie sehr war sie überrascht,
als ihr eine riesige Menge von CDs entgegen kam.
Keine einzige war geöffnet. Das alles machte sie sehr neugierig
und sie konnte nicht widerstehen:
Sie nahm eine CD, setzte sich auf das Bett und öffnete sie.
Als sie das machte, fiel ein kleiner Zettel aus dem Paket.
Die Mutter nahm es auf und las:
"Hallo ! Du bist super süss, möchtest Du mit mir ausgehen ?
Hab Dich lieb. Sofia"
Sehr gerührt nahm die Mutter eine andere CD, noch eine andere
und so weiter.
In mehreren befanden sich kleine Zettel,
und auf jedem stand das gleiche.....