Sabtu, 05 Oktober 2013

Kisah Mobil Tua

 Si Mobil Tua
 
Di depan rumahku berdiri sebuah mobil tua. Wajahnya lusuh, bandanya kotor dan karatan. Di usianyanya yang sudah tua itu tentu saja ia tidak bisa banyak membantu, ditambah lagi dengan kakinya yang pincang sebelah. Sepanjang hari, sepanjang minggu, sepanjang bulan ia hanya berdiri diam di sana di bawah sebuah pohon mangga yang juga sudah berusia senja. Panasnya mentari, dinginya malam dan guyuran hujan seakan menjadi teman baginya. Kicauan burung dipagi hari yang bertengger di atas dahan mangga tua itu menjadi musik penghibur baginya.

Mobil tua itu kami dapatkan karena pemiliknya tidak mau menerimanya lagi. Bingung??? Begini ceritanya.

Pada tahun 2010 kakak perempuanku melangsungkan pernikahan. Untuk membantu memperlancar semua urusan, Ayahku menyewa sebuah mobil. Dialah mobil tua yang kuceritakan di atas. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, tiga hari sebelum pernikahan mobil tua itu mengalami kecelakaan. Salah satu korban kecelakaan itu ialah Om kandungku, Tinus. Adik bungsu dari Ayahku ini mengalami luka paling parah dari semua korban kecelakaan itu. Ia terjatuh dan badanya sempat tertindih mobil tersebut ketika mobil itu terbalik. Seperti prosedur pada umumnya ia pun dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan. Kebahagiaan yang harusnya kami rasakan berubah menjadi duka ketika Om Tinus meninggal dunia sehari sebelum pernikahan tersebut. Kita bisa merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan.      

Kembali pada kisah mobil tadi, dengan badanya yang penyok dan kacanya yang pecah pemiliknya tentu saja tidak mau menerimanya kembali. Ia minta digantikan. Sudah terjatuh, tertimpa tangga pula. Itu lah yang kami rasakan saat itu. Dengan bersusah payah Ayahku dapat menyelesaikan masalah ini. Akhirnya mobil tua itu menjadi milik kami. Ia di bawa ke sebuah bengkel untuk di perbaiki. Sentuhan tangan-tangan terampil mekanik bengkel dapat merubah wajah dan tubuhnya yang rusak akibat celaka menjadi lebih baik walaupun tak seindah sebelumnya. Seteleh keluar dari bengkel, diawal kehadirannya di rumah ia masih sempat membantu. Tapi kini dengan bertambahnya usia ia hanya bisa berdiam diri di sana. Entah sampai kapan.

Ada satu hal menarik dari mobil tua itu yang kuamati selama ini. Setiap pagi, siang atau sore hari selalu saja ada anak-anak sekolahan yang menghentikan langkahnya pada mobil tersebut. Mereka menggunakan kaca mobil tua tersebut untuk melihat dan mengatur tatanan rambutnya (kebanyakan dilakukan oleh anak laki-laki), atau sekedar melihat riasan di wajahnya (bagi anak gadis). Dalam hati kecilku aku berkata, "ternyata mobil tua ini masih beguna buat sesama".

Mobil Tua dan Pohon Mangga Tua

Tidak ada komentar: