Selasa, 13 Agustus 2013

Akal dan Pengetahuan

      Bila akal mengajaknya berbicara, dengarkanlah apa yang dikatakannya, maka engkau akan diselamatkan. Manfaatkan ucapannya, maka engkau akan menjadi manusia yang bersenjata. Tuhan memberimu akal sebagai pengawal yang terbaik, dan sebagai senjata yang paling ampuh. Bila akal berbicara dengan hati nuranimu, engkau akan senantiasa dapt menyaring hasrat. Akal merupakan menteri yang cermat, pengawal yang setia, dan penasehat yang bijaksana. Akal merupakan cahaya dalam kegelapan, sedangkan amarah merupakan kegelapan di tengah terang cahaya. Waspadalah - biarkan akal, bukan rangsangan, yang menjadi penunjuk jalan. 
      Tapi ingatlah, walaupun akal berpihak padamu, ia tak akan berdaya tanpa bantuan pengetahuan. Tanpa saudara kandungnya, pengetahuan, akal bagaikan si miskin yang tak berumah; sedangkan pengetahuan tanpa akal, seperti rumah yang tak terjaga. Bahkan cinta, keadilan, dan kebaikan akan terbatas kegunaannya jika akal tak hadir. 
      Sarjana yang tak dapat menimbang masalah dapat diibaratkan sebagai prajurit tanpa senjata yang hendak berangkat ke medan perang. Amarah nafsunya akan meracuni sumber murni kehidupannya, dan ia akan menjadi noda pahit dalam poci air murni.
      Akal dan ilmu bagaikan raga dan jiwa. Tanpa raga, jiwa hanya akan merupakan angin hampa. Tanpa jiwa, raga hanya merupakan kerangka yang tak berarti.
      Akal tanpa ilmu seperti tanah yang tidak di bajak, atau seperti raga manusia yang kurang makan. 
      Akal tidaklah seperti barang dagangan yang dijual di pasar - makin berlimpah makin berkurang harganya. Nilai akal bertambah sendiri bila ia berkembang. Tapi seandainya dijual di pasar, hanya orang bijaksana saja yang mengetahui nilai sebenarnya. 
      Orang sinting hanya dapat melihat kebodohan semata; dan orang gila hanya dapat melihat kemajenunan. Kemarin aku menyuruh orang gila agar menghitung berapa banyak orang yang gila di antara kita. Ia tertawa, katanya "ini pekerjaan yang berat sekali, terlalu lama melakukannya. Apakah tidak lebih baik menghitung orang yang bijaksana saja?
      Sebutkan nilai dirimu yang sebenarnya, maka engkau tidak akan binasa. Akal merupakan suluh bagimu dan mercusuar bagi kebenaran. Akal merupakan sumber kehidupan. Tuhan menganugerahkan pengetahuan, sehingga dengan sinarnya engkau tidak hanya menyembahnya, tapi juga melihat dirimu sendiri, baik mengenai kelemahanmu maupun kekuatanmu. 
      Jika engkau tidak dapat melihat debu di matamu sendiri, tentu saja engkau tidak akan melihat debu di mata tetanggamu. 
      Setiap hari hendaklah mawas diri dan memperbaiki kesalahan; jika gagal dalam usaha ini, engkau tentu telah menipu pengetahuan dan akal yang ada dalam dirimu. 
      Amatilah dirimu seakan-akan engkau mengamati musuhmu; engkau tak akan dapat mengatur nafsu pribadi dan mematuhi perintah kesadaranmu. 
      Aku pernah mendengar seorang cendikia berkata, "Setiap keburukan ada obatnya, kcuali sinting. Guna menegur orang gila yang liar atau menasehati orang bodoh, boleh diibaratkan menlis pada permukaan air. Isa memulihkan orang buta, orang pincang, orang lumpuh, orang kusta, tapi tidak dapat mengobati orang gila. 
      "Kajilah sebuah masalah dari segala sudut, maka engkau tentu akan menemukan tempat yang dirayapi kesalahan."
      "Orang yang berusaha merenggut peluang setelah peluang itu berlalu, seperti orang yang melihat kesempatan itu mendekat, tapi tak mau menyongsonnya."
      Tuhan tidak membuat kejahatan. Ia menganugerahi kita akal dan ilmi, sehingga kita selalu dapat waspada terhadap lubang perangkap kesalahan dan pengrusakan. 
     Sungguh mulia mereka yang dianugerahi akal oleh Tuhan. 

Oleh: Kahlil Gibran
      

Tidak ada komentar: